Blue Chrysanthemum

Blue Chrysanthemum

Sabtu, 31 Maret 2012

laporan entomologi


ENTOMOLOGI
JANGKRIK DAN TAWON

A. Tujuan
            Untuk mengidentifikasi jenis-jenis serangga pada tanaman.

B. Dasar Teori
              Serangga secara umum dapat dikenal melalui tubuhnya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu keapala, toraks (dada dan punggung), dan abdomen (perut). Di kepala terdapat sepasang antena sebagai alat peraba dan pencium, sepasang mata faset, 1-3 oseli untuk menerima dan membedakan cahaya, serta mulut yang dilengkapidengan labrum (bibir muka), sepasang mandibula (rahang muka), sepasang maksila(rahang belakang), dan labium (bibir belakang). Toraks terbagi atas tiga ruas, tiapruas berkaki sepasang, dan pada ruas kedua dan ketiga masing-masing terdapat sepasang sayap. Abdomen tediri atas sebelas ruas, di bagian ujung biasanya terdapat 1-3 bulu pendek atau panjang yang dinamakan sersi. Di sebelah kiri dan kanan bawah ruas-ruas toraks dan abdomen terdapat lubang kecil atau spirakel, yang berhubungan dengan saluran trakea sebagai alat pernapasan. Serangga umumnya berkelamin terpisah, sehingga terdapat jantan dan betina. Bentuk serangga jantan dan betina umumnya sama, tapi terdapat juga yang berbeda seperti kumbang kelapa atau Xylotrupes gideon, yaitu kumbang jantan memiliki tanduk sementara yang betina tidak. Ada pula perbedaan dalam ukuran tubuh, pada umumnya serangga jantan berukuran lebih kecil.
Serangga umumnya berkembang biak dengan bertelur, yang diletakkan satu-satu maupun berkelompok, atau telur-telurnya diletakkan dalam suatu kotak bernama ooteka (contoh pada lipas dan belalang sembah). Serangga betina umumnya dilengkapi dengan ovipositor yaitu alat untuk meletakkan telur. Dari telur akan menetas menjadi larva, yang bentuknya sangat berbeda dengan serangga dewasa. Setelah beberapa kali ganti kulit, larva akan berubah menjadi kepompong yang kemudian keluar sebagai serangga dewasa yang sempurna. Daur hidup yang melalui tahapan kepompong disebut metamorfosis sempurna. Kupu-kupu, lalat, dan kumbang adalah serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Belalang dan kepik adalah contoh serangga dengan daur hidup metamorphosis tidak sempurna. Pada metamorfosis ini, telur akan menetas menjadi anakan yang bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa, hanya sayap dan alat kelaminnya belum sempurna. Serangga ini dinamakan nimfa. Nimfa akan mengalami beberapa kali ganti kulit, pada ganti kulit terakhir akan keluar serangga dewasa yang memiliki sayap dan alat kelamin sempurna.
Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga. Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud, contohnya kutu buku (lepisma saccharina). Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta). Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Sebagian besar serangga adalah pemakan tumbuhan, termasuk biji-bijian yang disimpan di gudang atau lumbung. Sebagian lagi adalah pemakan serangga dan binatang kecil lainnya. Beberapa jenis hidup dengan menghisap darah manusia atau binatang, dan beberapa jenis hidup parasit pada binatang menyusui serta burung, memakan bulu-bulunya. Serangga tanah merupakan pemakan serasah busuk dan pohon tumbang, serta lumut, jamur, dan kapang.
Serangga dapat hidup soliter (sendiri) maupun berkoloni (membentuk kelompok) dengan membuat sarang di pohon atau di dalam tanah. Semut, lebah, dan rayap termasuk serangga yang hidup berkoloni. Serangga yang berkoloni terdiri dari beberapa kasta, yaitu ratu sebagai penghasil telur, raja yang membuahi ratu, pekerja yang bertugas melayani ratu dan raja, merawat larva, dan mencari kemudian mengumpulkan makanan, serta tentara atau pengawal yang menjaga dan mempertahankan koloni dari serangan musuh.
Serangga dapat ditemukan di berbagai habitat atau lingkungan hidup, baik darat maupun perairan. Di darat serangga hidup di pohon, semak, permukaan maupun dalam tanah, atau hidup parasit pada binatang lain. Sementara di air contohnya air tergenang maupun air yang mengalir. Ada serangga yang hidup di air sepanjang hidupnya, sementara ada pula yang hanya hidup di air pada fase larva atau nimfa dan bermigrasi ke darat saat dewasa seperti nyamuk dan capung. Seperti binatang lainnya, serangga juga dapat mengeluarkan suara, contoh jangkrik, belalang malam, dan tonggeret. Suara serangga tidak dikeluarkan darimulutnya, tetapi dihasilkan dari gesekan antara bagian-bagian tertentu tubuhnya. Suara belalang malam dihasilkan dari gesekan bagian pangkal kedua sayap mukanya. Pada tonggeret yang suaranya nyaring disebabkan oleh adanya kepingan di bagian bawah perut.
Serangga memainkan peranan penting dalam kesejahteraan manusia, baik peranan yang bermanfaat maupun yang merugikan. Lebah madu dan ulat sutera adalah serangga yang bermanfaat, sementara nyamuk, lalat, pinjal, dan tungau telah diketahui sebagai vektor penyakit pada manusia dan ternak, sedangkan wereng dan belalang dapat menjadi hama tanaman.





C. Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Jaring
b.      Toples
c.       Kapas
d.      Steoroform
e.       Jarum pentul
2.      Bahan
a.       Bius
b.      Serangga

D. Prosedur Kerja
1.      Di persiapkan alat-alat praktikum.
2.      Di datangi habitat serangga yang ada di kebun.
3.      Di ambil serangga dengan digunakan jaring.
4.      Serangga di masukkan toples yang berisi bius.
5.      Serangga yang di dapat di identifikasi dan di klasifikasi.


E. Hasil Pengamatan

Klasifikasi jangkrik:
Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Arthropoda
Kelas               :
Insecta
Ordo                :
Orthoptera
Famili              : Gryllidae
Genus              : Liogryllus
Spesies            : Liogryllus Sp.


Klasifikasi tawon:
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera


F. Pembahasan
Jangkrik (Liogryllus Sp.)
Jangkrik (Liogryllus Sp.) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesies jangkrik, termasuk di dalamnya adalah gangsir.
Sistem respirasi jangkrik terdiri atas spirakel dan trakea serta trakeola. Trakea tersebut terikat pada struktur terbuka di sepanjang permukaan tubuh yang disebut spirakel. Trakea dapat ditemukan dekat dengan pembuluh dorsal Gryllus sp. Oleh karena itu Gryllus sp tidak bergantung pada mulut dalam pernapasannya. Katup spirakel yang ada di sepanjang tubuh Gryllus sp tersebut akan terbuka saat konsentrasi karbon dioksida dalam tubuh tinggi,kemudian karbon dioksida tersebut berdifusi keluar dari trakea keluar dan oksigen dari luar masuk ke dalam melalui katup tersebut. Sistem trakea memungkinkan udara bersirkulasi langsung ke dalam sel tanpa memerlukan darah sebagai media sirkulasinya. Pada system trakea, tubulus – tubulus trakea membentuk cabang–cabang dengan trakeola di setiap cabang tersebut. Trakeola tersebut kemudian berasosiasi dengan setiap sel dalam tubuh dan memungkinkan terjadinya difusi gas dari dan ke dalam sel.
Gryllus sp merupakan serangga yang banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan subtropis. Sistem pencernaannya secara umum meliputi mulut, sepasang kelenjar saliva, dan kanal alimentary. Organ mulut, maxilla, mandibula, dan labiumnya digunakan untuk merasa dan memotong makanan. Gryllus sp menggunakan mandibula atau rahangnya untuk menggigit dan mengunyah makanan mereka. Pencernaan dimulai dari dalam mulut dengan menggunakan saliva yang disekresikan oleh kelenjar saliva. Dari mulut, makanan masuk kedalam esofagus atau foregut. Esofagus tersebut kemudian terbuka dan menuju ke dalam tembolok. Di dalam tembolok, makanan yang belum tercerna disimpan sementara. Setelah itu, makanan di distribusikan ke dalam tenggorokan yang disebut grizzard. Grizzard merupakan otot perut dengan struktur seperti gigi taring yang dapat mengolah makanan menjadi potongan–potongan yang lebih kecil. Di antara grizzard dan perut Gryllus sp terdapat katup yang disebut katup stomodeal. Katup tersebut memungkinkan jalannya makanan yang telah dicerna secara utuh ke dalam perut, bukan sebaliknya. Di dalam perut, enzim pencernaan berupa gastric caecae mencerna makanan lebih lanjut secara kimiawi. Enzim ini meliputi enzim amilase, maltase, invertase, tryptase, dan lipase. Makanan yang telah tercerna dan berubah menjadi sari makanan kemudian diserap oleh dinding perut keruangan disekeliling organ tersebut yang disebut haemocoel. Haemocoel mengandung banyak badan lemak yang terdiri dari sel lemak, granula protein dan glikogen. Badan lemak tersebut membentuk struktur penyimapanan. Dari badan lemak tersebut nutrisi ditransportasi keberbagai bagian tubuh. Di sisi lain, pada bagian hindgut terjadi penyerapan air dan pemebentukan makanan yang tidak tercerna menjadi pelet kering. Pelet kering tersebut kemudian dieksresikan melalui anus dalam bentuk feses.
Sperma disimpan dalam reseptakel seminal betina sampai oviposisi, yaitu saat betina telah sampai waktunya untuk mengeluarkan telur yang akan dibuahi dari oviduk ke vagina. Betina menggunakan ovipositor untuk menginjeksikan telur–telurnya ke dalam tanah tempat mereka berkembang selama 3 hari ( pada suhu ) dan menetas menjadi nimfa instar 1. Nimfa tersebut sangat mirip dengan jangkrik dewasa dengan ukuran yang lebih kecil, ketiadaan sayap, dan immaturity seksual. Nimfa akan tumbuh dan berganti kulit berkali– kali, melalui fase 8 nimfa yang disebut orinstars. Pergantian kulit ke sembilan akan menghasilkan orimago. Imago akan terbentuk saat jangkrik tersebut telah mencapai kematangan seksual dan memiliki sayap.
Sistem saraf jangkrik terdiri dari dorsal, otak tripartite atau ganglion cerebral, sistem saraf  tangga tali berganglion, dan sistem saraf tepi, termasuk somatik dan komponen visceral. Sistem saraf tangga tali tersebut berwarna putih dan mengkilap, terdiri atas 2 tali paralel yangterdapat pada bagian ventral. Tali–tali saraf tersebut menyatu di setiap segmen tubuh kecoa dan membentuk ganglia. Respons dan stimulus dihantarkan oleh ganglion tersebut dari organsensori ke organ motorik atau sebaliknya.
Perilaku Gryllus sp terdiri dari perilaku eksplorasi, feeding, grooming, freezing, agonistik,kawin, digging, dan climbing. Perilaku eksplorasi dilakukan jangkrik untuk mencari makanan, mencari tempat perlindungan, mencari sumber air, tempat yang sesuai untuk meletakkan telur, serta penyesuaian pada tempat yang baru ditemui. Perilaku grooming umumnya dilakukan untuk membersihkan bagian–bagian tubuh jangkrik terutama kaki dan antena sebagai organ sensori. Kedua organ sensori tersebut penting bagi jangkrik terutama untuk pertahanan dan sensitifitas terhadap lingkungannya. Perilaku freezing dilakukan sebagai kamuflase jangkrik terhadap predator. Perilaku digging umumnya dilakukan untuk mencari makanan atau saat betina mencari tempat peletakkan telur. Perilaku climbing  dilakukan terutama dengan menggunakan kaki belakang dan kaki depan jangkrik. Perilaku ini relatif jarang dilakukan. Perilaku kawin Gryllus sp melibatkan individu jantan dan betina dengan posisi kawin betina di bagian atas. Perilaku ini didahului oleh penghasilan suara oleh individu jantan untuk menarik perhatian betina. Individu jantan akan saling berkompetisi untuk menarik perhatian betina melalui agresi fisik seperti perilaku agonistik dan penghasilan suara yang menandai dominansi. Individu betina akan merespon suara yang menarik perhatiannya dengan berjalan atau terbang ke arah jantan tersebut. Kawin disebut berhasil saat individu jantan berhasil mentransfer spermatophorenya yang berisi sperma, yang tetap berada di luar tubuh betina baru kemudian membuahi telur betina yang siap di buahi.
Klasifikasi jangkrik:
Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Arthropoda
Kelas               :
Insecta
Ordo                :
Orthoptera
Famili              : Gryllidae
Genus              : Liogryllus
Spesies            : Liogryllus Sp.

Tawon
            Tawon adalah serangga terbang yang mudah dikenali karena dikenal suka menyengat bila diganggu dan warnanya yang mencolok pada beberapa spesies. Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga beranggotakan semut dan lebah. Tawon kadang-kadang dikelirukan sebagai lebah oleh orang awam.
Di dunia ini ada sekitar 75.000 spesies tawon yang sudah diketahui manusia dan sebagian besar dari mereka hidup sebagai parasit dengan menaruh telurnya di tubuh hewan lain. Tawon bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin.
Tawon dan anggota Hymenoptera lainnya memiliki tubuh yang mudah dikenali dibandingkan dengan kelas serangga lainnya. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama: kepala, thorax, dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya terdiri dari kepala, metasoma, dan mesosoma walaupun maksudnya sama). Ciri khas utama dari anggota
Di kepala tawon terdapat sepasang mata majemuk, yaitu mata yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil. Selain sepasang mata majemuk tadi, tawon juga memiliki 3 buah oselus (mata sederhana) di puncak kepalanya. Oselus tidak digunakan untuk melihat, melainkan untuk mendeteksi intensitas cahaya di sekitarnya sehingga mereka bisa tahu kapan harus memulai dan mengakhiri aktivitasnya. Tawon juga memiliki sepasang rahang bawah (mandibula) yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas seperti menjepit benda, mencabut serat kayu, dan bahkan untuk membunuh serangga lain. Bagian lain yang terdapat di kepala tawon adalah sepasang antena yang berbuku-buku untuk mendeteksi rangsangan kimia.
Tawon sebagai anggota filum Arthropoda tidak memiliki kerangka dalam, namun tubuhnya ditutupi oleh cangkang luar yang disebut eksoskeleton. Warna cangkang luarnya bervariasi di mana pada tawon dari famili Vespidae, tubuhnya berwarna mencolok kuning dan hitam sebagai peringatan bagi hewan lain agar tidak mengganggunya bila tidak ingin disengat. Tubuh tawon juga nyaris tidak diselubungi rambut (kebalikan dari lebah yang tubuhnya diselubungi rambut lebat).
Semua tawon memiliki sayap (kecuali tawon betina dari famili Mutillidae) berwarna transparan. Sayap ini jumlahnya 2 pasang dan bergerak seirama di mana jika sayap depan naik, maka sayap belakang juga ikut bergerak naik. Tawon sangat pandai terbang di udara karena saat terbang, ia bisa melakukan aneka manuver seperti terbang cepat, berputar di angkasa, dan bahkan terbang mundur. Tawon umumnya terbang dengan melipat kakinya, sementara beberapa jenis tawon lain semisal tawon kertas membiarkan kaki belakangnya menggantung (tidak terlipat) saat terbang.
Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal.
Beberapa jenis tawon memiliki sengat yang termodifikasi menjadi saluran penyalur telur yang disebut ovipositor. Tawon bisa memakai sengatnya untuk bertelur karena tabung sengatnya juga terhubung dengan kantung telur. Ukuran ovipositor sendiri bervariasi dan pada beberapa jenis tawon, ovipositornya bisa lebih panjang dari tubuhnya. Ovipositor pada beberapa tawon semisal tawon ikneumon begitu kuat karena diketahui bisa menembus lapisan kayu sekalipun.
Tawon seperti anggota Hymenoptera lainnya menjalani metamorfosis sempurna yang berarti mereka menjalani 4 tahap dalam pertumbuhannya: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Larva tawon umumnya tidak memiliki mata, kaki, dan rahang untuk mengunyah sehingga agar bisa makan, ia bergantung pada induknya yang menaruhnya saat masih menjadi telur di dekat makanannya. Larva tawon yang bertumbuh akan mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi kepompong. Kepompong tawon biasanya berbentuk mirip dengan tawon dewasa, namun berwarna pucat. Tawon yang sudah menjalani fase kepompong kemudian akan menetas keluar dari kepompongnya, lalu menunggu sejenak agar sayapnya kering sebelum bisa dipakai untuk terbang.
Klasifikasi tawon:
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera


            G. Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Jangkrik (Liogryllus Sp.) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang.
2.      Sistem respirasi jangkrik terdiri atas spirakel dan trakea serta trakeola.
3.      Jangkrik merupakan serangga yang banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan subtropis.
4.      Tawon bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin.
5.      Tubuh tawon nyaris tidak diselubungi rambut (kebalikan dari lebah yang tubuhnya diselubungi rambut lebat).

2 komentar: