Blue Chrysanthemum

Blue Chrysanthemum

Selasa, 24 April 2012

Identifikasi , Sistem Identifikasi dan Herbarium


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhluk hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to identify = mempersamakan).
Dalam taksonomi tumbuhan terdapat 2 istilah yang dianggap sinonim yaitu identifikasi dan determinasi. Karena kedua istilah tersebut dianggap sinonim, maka penggunaannya sering dipertukarkan. Kalau kita memperhatikan definisi dari kedua istilah tersebut, sesungguhnya terdapat perbedaan. Identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan atau membandingkan sifat dan ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan atau spesimen tumbuhan yang dihadapi. Determinasi berarti menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan tersebut.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa sesungguhnya kedua istilah itu tidak sama. Identifikasi merupakan proses yang dilaksanakan terlebih dahulu yaitu dengan mengamati sifat-sifat tumbuhan atau spesimen, atau yang lainnya, setelah itu baru melakukan determinasi atau menentukan nama ilmiahnya yang benar.
Untuk keperluan mengidentifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya maka tumbuhan itu perlu dibuat herbarium. Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang terinci dan disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa perbedaan dari identifikasi dan determinasi ?
2.    Bagaimana cara membandingkan atau mempersamakan ciri tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lain ?
3.    Apa yang dimaksud dengan herbarium ?
4.    Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat herbarium ?

C.  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
a.    Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan identifikasi dan determinasi.
b.    Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membandingkan atau mempersamakan ciri tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lain.
c.    Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian herbarium.
d.   Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat herbarium.





 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Identifikasi
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi jenis.
Tentang persyaratan pemberian nama ilmiah, publikasi, dan segala implikasinya di atur dalam KITT. Penentuan nama takson baru perlu memenuhi persyaratan antara lain :
1.    Nama dalam bahasa latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa latin
2.    Nama dipublikasikan secara sah (legitimate)
3.    Berlaku (valid)
4.    Dipublikasikan secara efektif, yaitu disebarluaskan ke khalayak ramai, paling tidak kepada para ahli yang berkecimpung dalam bidang botani.
5.    Harus ditunjuk tipe tatanamanya (spesimen tipe).
Tipe tatanama adalah spesimen atau unsur lain yang dikaitkan secara abadi dengan nama takson yang bersangkutan.Dalam mempublikasikan nama takson baru tersebut deskripsi atau paling tidak diagnosis dari takson baru itu harus dalam bahasa latin. Pada publikasi asli harus ditambahkan keterangan takson baru itu pada tingkat takson yang mana dan ditunjukkan dengan singkatan dalam bahasa latin setelah nama takson yang diusulkan, contohnya :
1.    Nov.spec. untuk suatu nama spesies baru
2.    Nov.gen. untuk suatu nama genus baru
3.    Nov.var. untuk suatu nama varietas baru
4.    Nov.form untuk suatu nama form baru
Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang ada di bumi ini beraneka ragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah dikenal dan ada pula yang tidak dikenal. Orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi dua kemungkinan:
1.    Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturut-turut dimasukkan kedalam kategori yang sama.
Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Untuk mengatasi hal tersebut tersedia beberapa cara, antara lain :
a.    Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
b.    Mencocokkan dengan specimen herbarium yang telah diidentifikasi. Yaitu dengan cara mengirimkan specimen tumbuhan ke herbarium atau lembaga-lembaga penelitian biologi yang tenar untuk diidentifikasikan.
c.    Mencocokkan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku flora atau monografi.
d.   Menggunakan lembar identifikasi jenis (spesies identification sheet), yaitu sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan.
e.    Menggunakan kunci identifikasi. Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan karakter pembanding berupa gambar  maupun spesimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya yang disusun dalam kunci identifikasi.
2.    Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
a.    Ingatan
Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain.
b.    Bantuan orang
     Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
c.    Spesimen Acuan
     Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
d.   Pustaka
Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciri-ciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka.Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya.
e.    Komputer
     Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

B.  Determinasi dan Kunci Determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to identify = mempersamakan).Kunci Determinasi merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan memilih di antara sifat-sifat yang dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan) dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan).Penggunaan kunci determinasi merupakan jalan yang paling sering dipakai orang dalam mendeterminasi tumbuhan terutama oleh mereka yang tidak mempunyai spesimen acuan yang cukup. Pendeterminasian dengan bantuan kunci harus dilakukan secara bertahap, sebabsetiap kunci determinasi itu mempunyai batas kemampuan sendiri-sendiri. Ada kunci yang hanya sampai ordo saja, sampai suku, sampai famili,atau sampai jenis dan seterusnya.
Tentang persyaratan pemberian nama ilmiah, publikasi, dan segala implikasinya di atur dalam KITT. Penentuan nama takson baru perlu memenuhi persyaratan antara lain :
1.    Nama dalam bahasa latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa latin
2.    Nama dipublikasikan secara sah (legitimate)
3.    Berlaku (valid)
4.    Dipublikasikan secara efektif, yaitu disebarluaskan ke khalayak ramai, paling tidak kepada para ahli yang berkecimpung dalam bidang botani.
5.    Harus ditunjuk tipe tatanamanya (spesimen tipe).
Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih tadi maka dikenal 3 (tiga) macam kunci determinasi yaitu :
1.    Kunci Perbandingan
2.    Kunci Analisis
3.    Sinopsis
1.    Kunci Perbandingan
Dalam  kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan.dan yang termasuk kunci perbandingan antara lain:
a.    Table
Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut.
b.    Kartu Berlubang
c.    Kunci Leenhouts
Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang
2.    Kunci Analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut kunci dikotomi.
Berdasarkan cara penempatan bait-bait kunci analisi dibedakan dalam dua bentuk:
a.    Bentuk Kunci Bertakik
Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel.Contoh kunci bertakik :
1. a.Komposisi daun majemuk ………………………………….. 2
    2. a. Menyirip ganda 1 …………………………S. macrophylla
        b. Menyirip ganda 2 …………………………C. pulcherrima

1. b. Komposisi daun tunggal …………………………………… 3
    3. a. Tata daun opposite …………………………… G. arborea
b.Tata daun alternate atau alternate distichous……… 4
        4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………….A.heterophyllus
b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………..C. cainito
b.    Bentuk Kunci Paralel
Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora.Contohnya :
1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2
    b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3
2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophylla
    b. Menyirip ganda 2 ……………………….  C. pulcherrima
3. a. Tata daun opposite …………………….   G. arborea
    b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4
4. a. Bag. bawah berwarna hijau………….    A.heterophyllus
    b. Bag. Bawah berwarna cokelat ………   C. Cainito

3.      Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang dipakai sebgai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walapun penyajikan sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunnya, bukanlah dimaksudkan untuk medeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1.  Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)
2.  Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan tersebut diperoleh
3.  Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci
4.  Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati
5.  Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus
6.  Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
7.  Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya.
8.  Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya.
9.  Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau specimen herbarium yang ada.

Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1.    Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat penting.
2.    Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : leaves opposites dan leaves either in whorls, bukan leaves
opposites dan leaves not opposites.
3.    Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4.    Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5.    Mencantumkan nomor kuplet
6.    Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
Manfaat kunci determinasi adalah digunakan untuk menentukan makhluk hidup kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan ciri. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan kelompoknya adalah dengan menyusun ciri yang berlawanan. Pada setiap langkah terdapat dua pilihan, dua ciri yang saling berlawanan, yang harus dipilih untuk menentukan urutan identifikasi berikutnya.

C.  Herbarium
Dalam mempelajari biologi kita akan menemukan masalah dan akan berusaha memecahkan permasalahan itu. Misalnya, tidak semua objek penelitian dengan mudah ditemukan disekitar kita karena objek tersebut langka atau habitat jauh (dipantai atau di gunung) sehingga kita membutuhkan suatu koleksi awetan. Koleksi tersebut dappat membantu kita dalam mempelajari biologi.
Contoh koleksi objek biologi adalah insektarium, herbarium, dan taksiderium. Dalam hal ini kita akan lebih khusus membahas mengenai herbarium. Beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat koleksi awetan adalah sebagai berikut :
1.      Kelengkapan organ tubuh objek,
2.      Cara pengawetan dan penyimpanan objek
3.      Kelestarian objek dengan membatasi pengambilan objek.
Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa. Karl von Linné (1707-1778) adalah orang berjasa mengembangkan teknik herbarium.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi. Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai oleh Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Pengaruh Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Dengan ditemukan cara pengepresan, pengeringan, dan pengawetan specimen tumbuhan, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan dalam jangka waktu yang lama, sebagai contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden. Selain di Bogor Indonesia, banyak tempat penyimpanan specimen-spesimen yang diawetkan antara lain di Singapura, Philipina, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan lainnya.
Sebuah Herbarium dapat memberikan empat layanan utama:
1.    Mengidentifikasi bahan percobaan
2.    Dasar untuk penelitian dan persiapan flora, monografi dan revisi
3.    Pengajaran
4.    Pengamatan bahan bukti percobaan.
Fungsi herbarium secara umum antara lain:
1.    Sebagai pusat referensi :
Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2.    Sebagai lembaga dokumentasi :
Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.
3.    Sebagai pusat penyimpanan data :
Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
4.    Sebagai bukti adanya keanekaragaman.
5.    Sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
1.    Herbarium basah
Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat pula ditempatkan zat-zat lain untuk tujuan-tujuan tertentu, utnuk sejauh mungkin mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan. Adapun pengawet yang digunakan adalah formalin.
2.    Herbarium Kering
Herbarium kering merupakan herbarium yang cara pengawetannya dengan cara dikeringkan. Sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini dip roses melalui pengeringan. Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim penghujan, pengeringan tidak dapat berlangsung cepat sehingg bahan yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh jamur.

Cara Mengoleksi Tumbuhan
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi tumbuhan antara lain:
1.    Perlengkapan
Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan sebagainya.
2.    Koleksi
Cara koleksi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti herba atau semak dapat dikoleksi secara menyeluruh. Sedangkan cara mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut yang diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada pengoleksian idealnya harus berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah, biji dan sebagainya.
a.    Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya
b.    Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.
c.    Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.
d.   Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar seperti Araceae.
e.    Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah kaca. Contoh:
1)   Epifit, anggrek akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat kelapa
2)   Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air
3)   Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.
3.    Catatan lapangan
Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.
4.    Pengeringan Spesimen
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran dimasukkan ke kantong plastik  disiram dengan alkohol 70 % hingga basah, dan dikeringkan.Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.
5.    Proses Pengeringan:
a.    5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk  specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.
b.    Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah.
c.    Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.
d.   Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau specimen sudah kaku lebih ditekan lagi
e.    1,5-2 hari specimen akan kering
6. Pembuatan herbarium
a.    Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)
Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun. Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet.
b.    Labeling
1.    Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudutkiri bawah atau sudut kanan bawah
2.    Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi
3.    Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.
c.    Mounting dan Remounting
Tujuan yaituuntuk menempelkan specimen kering pada alas kertas dan melabeli specimen (mounting). Memperbaiki herbarium yang alas kertasnya sudah hampir rusak termakan usia (Remounting).Alat dan bahan yang digunakanyaitukertas anti asam, specimen kering, soldier, kertas isolasi, kertas label, jarum dan benang, map, cutter (remounting).
Cara kerja :
a)    Meletakkan specimen pada kertas anti asam dengan rapi
b)   Menjahit batang pada kertas anti asam dengan jarum dan benang.
c)    Merekatkan daun dengan soldier panas dan kertas isolasi.
d)   Menempelkan label yang telah diberi keterangan pada sudut kanan bawah (yang direkatkan hanya sisi kanan label saja, tidak seluruhnya).
e)    Memempelkan amplop (berisi biji spesimen) pada ruang kosong yang tersisa.
f)    Pada remounting, melepaskan specimen dari alasnya, jika specimen susah diambil karna terlalu rekat, dapat dilakukan dengan cara memotong specimen beserta alasnya sesuai pola specimen dengan cutter.
g)   Selanjutnya sama dengan langkah-langkah mounting.Saat penggantian kertas label baru pada remounting, kertas label lama tidak dibuang namun disusun bersama dengan kertas label baru berurutan dari bawah keatas.

d.   Pelukisan specimen
Tujuanyaituuntuk mempublikasi, mendukomentasi herbarium dan juga sebagai referensi.Alat dan bahan yang digunakanyaitu kertas karton, jangka, pensil, cat air, kuas, maping pen.
Cara kerja :
a)    Mengamati secara detail karakter dan habitus specimen.
b)   Menyeketsa specimen dengan pensil.
c)    Menebalkannnya dengan maping pen.
d)   Memberi warna dengan cat air, sesuai warna asli.
Dalam pelukisan, ukuran gambar specimen harus sama dengan ukuran specimen asli, Jika pelukisan salah satu karakter terlalu kecil, dapat menggunakan skala perbesaran. Pelukisan harus dilakukan secara detail dan lengkap, misalnya melukis bagian bunga harus sampai menunjukka bagian benang sari dan putiknya, jika batang dan daun berambut harus ditampakkan karakter tersebut.

e.    Penyimpanan
Penyimpananditempat yang bersuhu 18C dan kelembapan 50%, penyimpanan dilakukan sesuai huruf abjad specimen dan lokasi ditemukanya. Jika melakukan pengoleksian specimen yang pertama kali ditemukan, harus menggunakan map yang bergaris merah, namun jika tidak, map yang digunakan adalah map yang tidak bergaris (putih polos).





BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan mempersamakan, mencocokkan atau membandingkan sifat dan ciri yang dimiliki oleh dua tumbuhan atau spesimen tumbuhan yang dihadapi. Sedangkan determinasi merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan memilih di antara sifat-sifat yang dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan) dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan).
2.    Berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara berikut ini yaitu dengan Ingatan, Bantuan orang, Spesimen Acuan, Pustaka dan Komputer
3.    Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang terinci dan disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.
4.    Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat herbarium adalah (a) Persiapan, (b) Koleksi, (c) Catatan lapangan, (d) Pengeringan Spesimen, (e) Pengasapan dan peracunan(Fumigasi), (f) Mounting, (g) Penempelan label(Labeling) (h) Pelukisan dan (i) Penyimpanan

B.  Saran
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Identifikasi, sistem identifikasi, determinasi serta herbarium.