Blue Chrysanthemum

Blue Chrysanthemum

Sabtu, 15 Oktober 2011

Entomologi

TUGAS
1.      Ciri-ciri umum serangga.
2.      Hubungan serangga terhadap manusia.

Jawab:
1.      Ciri-ciri umum serangga
Hexapoda berasal dari kata Yunani, hexa yang berarti enam dan podos ialah kaki. Jadi, hexapoda ialah suatu arthropoda yang berkaki enam, yang sehari- hari kita sebut serangga. Ciri khusus serangga adalah dibaginya tubuh menjadi tiga daerah yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Kepala mempunyai sepasang antena, dada mempunyai tiga pasang kaki dan sepasang sayap. Abdomen merupakan bagian yang hanya sedikit mengalami perubahan, dan antara lain berisi alat pencernaan. Kaki ataupun sayap dapat hilang sesuai dengan cara kehidupan khusus. Serangga dalam kelompok yang dianggap rendah tidak bersayap, sedangkan dari fosil diketahui bahwa serangga ada juga yang mempunyai tiga pasang sayap.
                                    (Sastrodihardjo, Soelaksono. 1979. Pengatar Entomologi Terapan)
  • Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut ( Chepalo , Thorax dan Abdomen)
  • Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja.
  • Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya.
  • Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
  • Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus,
    rektum dan anus.
  • Sistem saraf tangga tali.
  • Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.
  • Sistem peredaran darah terbuka.
  • Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.
  • Tempat hidup di air tawar dan darat.
  • Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur
    sampai dewasa.
  •  Satu pasang mata facet (majemuk).
  • Mata tunggal (ocellus).
  • Satu pasang antena sebagai alat peraba.
  • Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan
    menggigit.



2.      Hubungan serangga terhadap manusia.

1.      Bidang Kesehatan
FORENSIK
Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.

KEDOKTERAN
Pada Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan kajian golongan serangga pengganggu manusia, baik yang langsung(penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak lansung (vektor penyakit seperti lalat, nyamuk ,kecoak, pinjal/kutu.
Secara umum
Entomologi dalam sektor ini akan banyak berkaitan dengan penularan penyakit dan penyebab penyakit secara langsung. Bila inang atau obyek yang terkena penyakit adalah hewan atau ternak, entomologi yang akan terlibat berkaitan dengan entomologi sektor pertanian. Nyatalah bahwa entomologi di sektor kesehatan tidak dapat dipisahlan dari sekor pertanian. Hubungan ini akan terlihat lebih nyata apabila terjadi kaitan inang antara manusia dan hewan ternak untuk serangga tertentu penular penyakit. Berapa banyak spesies serangga yang terlibat dan pola keterlibatannya, serta intensitas hubungan masing-masing serangga perlu penggarapan yang tepat. Program entomolgi yang terarah akan memainkan peran yang sangat menentukan.

2.      Bidang Kehutanan
Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.

3.      Bidang Pertanian
Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang
Kegiatan entomologi mempunyai dua segi, pertama sebagai penunjang (promotor) meningkatnya produksi, dan kedua sebagai pelaku produksi itu sendiri. Aspek penunjang meningkatnya produksi memerlukan berperannya entomologi dalam komponen-komponen yang berupa kemampuan tanah untuk pertanian, proteksi terhadap penghasil dan produk pertanian serta peri laku penyerbukan. Dalam aspek perilaku produksi, entomologi terkait dengan komponen berupa penghasil pangan, pakan dan bahan untuk keperluan lain.

4.      Bidang Peternakan
Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat lansung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar